Cita-cita Besar (2):
Mengenalkan Kisah Orang-orang
Berprestasi
Ayah dan Bunda, saya kira cita-cita besar yang dimiliki
seorang anak bukanlah sesuatu yang nantinya harus terwujud. Ada hal yang lebih
penting dari itu. Cita-cita besar dalam dada kecil seorang anak akan meluaskan
hati pemiliknya. Hati yang luas niscaya akan
mengubah sudut pandang anak tentang dirinya: dari indivisu yang takut
akan segala keterbatasan dan kelemahannya, menjadi orang yang sangat bergairah
dengan semua potensi dan kelebihan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Itulah yang terjadi pada orang-orang besar, yang namanya
terukir dengan pahatan emas dalam sejarah manusia. Kalau tidak demikian,
tidaklah mungkin bocah kampung Pulau Corsica yang brnama Napoleon Bonaparte
bisa menjadi Kaisar Prancis. Tidaklah bisa Toyotomi Hideyoshi yang lahir
sebagai anak miskin dengan tampang buruk rupa, bisa menjadi seorang Taiko
setelah berhasil menyatukan Jepang yang tadinya terpecah dan saling berperang.
Luar biasa dan hampir tidak masuk di akal sehat.
Ayah-Bunda, bagaimana agar sseorang anak bisa memiliki
hati seluas samudera seperti mereka? Menurut saya, cara paling utama dalam hal
ini adalah mengenalkan pada anak, kisah kehidupan orang-orang berprestasi besar
itu. Lebih rincinya....? Membacakan, apa lagi? Beli atau pinjamkan mereka buku,
rasanya memang tak ada cara lain.
Beberapa
Cara Asyik Mengenalkan Kisah Orang-orang Berprestasi kepada Anak:
·
Lebih dahulu kita
sendiri harus mengenal dan membaca kisah orang-orang besar itu. Beli atau
pinjamlah buku dengan cara tutur yang mengalir seperti sebuah novel. Baca dan
nikmati. Bayangkan dan rasakan. Bila sanggup, waaah, impresinya akan menjadi
pemantik api semangat diri kita sendiri. Bukankah tak ada yang lebih baik bagi
anak daripada mendapat guru yang juga bersemangat?
·
Sampaikan
kisah-kisah itu dengan berbagai cara: bisa dengan lisan, bisa juga dengan cara
membacakan bukunya.
·
Beli atau pinjam
buku kisah orang-orang ternama dalam versi anak. Bila perlu, belikan pula versi
komiknya.
·
Bacakan. Walau anak
sudah bisa membaca, tak ada salahnya sesekali kita membacakan buat mereka. Saat
membaca tersebut, buku akan menjadi tali pengikat emosi yang paling kuat antara
hati kita dengan hati anak. Apalagi modal terkuat untuk mendidik anak selain
pertalian hati yang erat antara orangtua dengan para bocah kecil mereka?
·
Bila anak menyukai
cerita dalam versi film, jangan lupa untuk juga mengenalkan versi buku. Film
yang baik tentu bisa menjadi penyampai pesan yang luar biasa, tetapi ingat,
Ayah dan Bunda, bahwa buku juga punya segudang kelebihan dibanding sebuah film.
Kelebihan buku terutama sekali adalah pada pembentukan budaya membaca. Di
sinilah pula letak kelemahan film yang lebih cenderung kepada budaya menonton.
Saya hampir sangat yakin bahwa sebuah bangsa tanpa budaya baca yang bagus akan
sulit bersaing dengan bangsa lain di
masa kini. Informasi yang didapat dari buku diraih lebih keras, dengan
konsentrasi, dengan mengerahkan otak untuk mengerti, dibanding indormasi film.
Maka wajar pula, kebiasaan membaca buku akan meletakkan fondasi intelektual
yang lebih kuat. Ingat, Ayah dan Bunda, tak ada orang berprestasi besar yang
tidak intelek di bidangnya.
Koleksi Buku Rumah Pensil Publisher : Buku Kisah Para Sahabat Nabi | Buku Seri Asmaul Husna | Buku Seri Mengenal Al-Quran dan Al-Hadits | Buku Rasul Tersayang
Koleksi Buku Rumah Pensil Publisher : Buku Kisah Para Sahabat Nabi | Buku Seri Asmaul Husna | Buku Seri Mengenal Al-Quran dan Al-Hadits | Buku Rasul Tersayang
Bagus-bagus, recomended
BalasHapus